Skip to main content
Artikel

Jadilah Pahlawan Saat Pandemi Global, Dengan Physical Distancing dan PHBS

Dibaca: 16 Oleh 13 Apr 2020Desember 12th, 2020Tidak ada komentar
Jadilah Pahlawan Saat Pandemi Global, Dengan Physical Distancing dan PHBS
#BNN #StopNarkoba #CegahNarkoba

gorutkab.bnn.go.id – Kwandang – Saat menghadapi pandemi global covid-19 seperti sekarang ini Physical Distancing atau pembatasan fisik merupaka salah satu cara yang dianjurkan untuk mencegah penyebaran covid-19, tidak hanya saat di kantor atau diluar rumah, bahkan saat dalam rumahpun kita dianjurkan untuk tetap melalukan pembatasan fisik ini.

Seperti kita ketahui jumlah orang yang menderita COVID-19 di Indonesia terus meningkat dan semakin memprihatinkan, dengan angka kematian yang terus bertambah. Untuk mengurangi kemungkinan penyebaran virus Corona yang mudah menular ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan pemerintah Indonesia menganjurkan masyarakat untuk menjaga jarak aman dengan orang lain melalui physical distancing.

Lalu apakah Physical Distancing itu?

Istilah kerennya Physical distancing atau pembatasan jarak fisik adalah upaya yang dilakukan untuk mengendalikan penyebaran infeksi virus Corona dan mencegah COVID-19. Saat menjalani physical distancing, Anda diminta untuk tidak bepergian ke tempat yang ramai, misalnya mal, restoran, pasar, serta pusat kebugaran. Sebisa mungkin untuk menghindari juga menggunakan angkot, bentor atau transportasi umum lainnya yang padat penumpang.

Selain itu anda juga perlu membatasi kontak langsung, seperti berpelukan atau berjabat tangan, dan menjaga jarak aman minimal 1 meter ketika berinteraksi dengan orang lain, terlebih jika orang tersebut sedang sakit atau berisiko tinggi terinfeksi virus Corona.

Dalam prakteknya, physical distancing juga dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut ini:

  • Jangan keluar rumah, kecuali untuk urusan penting, seperti membeli kebutuhan pokok atau berobat ketika sakit.
  • Menyapa orang lain dengan lambaian tangan, tak perlu dengan berjabat tangan.
  • Bekerja atau belajarlah dari rumah.
  • Manfaatkan kecanggihan teknologi video call untuk tetap terhubung dengan kerabat dan rekan kerja.
  • Lakukan olahraga di rumah, tidak di pusat olahraga atau gym.
  • Hindari jam sibuk jika ingin berbelanja kebutuhan sehari-hari.

Untuk memastikan physical distancing berjalan disiplin dan efektif, beberapa daerah, seperti jakarta, menyusul daerah sekitarnya bahkan sudah menerapkan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), Selain di tempat umum, pemerintah juga menekankan physical distancing di dalam rumah. Hal ini dikarenakan Anda atau orang rumah yang terlihat sehat dan tidak menunjukkan gejala COVID-19 bisa saja sebetulnya sudah terinfeksi virus Corona dan berpotensi menularkannya kepada orang lain, atau biasa disebut dengan istilah OTG (Orang Tanpa Gejala).

Perlu diketahui bahwa penularan virus Corona ini akan lebih mudah terjadi pada para lansia, penderita penyakit kronis, seperti asma, diabetes, dan penyakit jantung, serta orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah, misalnya karena stroke, kanker atau infeksi HIV.

Apakah sama Physical Distancing Dengan Social Distancing?

Pada awalnya, upaya pembatasan jarak dengan orang lain ini dikenal dengan istilah social distancing. Hanya saja, belum lama ini WHO menganjurkan untuk mengganti istilah tersebut dengan physical distancing.

Alasannya, istilah social distancing dikhawatirkan bisa disalahartikan dengan memutus komunikasi atau interaksi sosial dengan keluarga dan kerabat. Padahal, interaksi sosial juga memiliki peran penting dalam upaya menghadapi pandemi COVID-19.

Dengan menjaga komunikasi dengan orang lain, kita bisa saling memberi kabar dan memberi semangat, sehingga kita tidak merasa kesepian, sedih, atau terasing. Perasaan-perasaan negatif ini dapat memicu stres dan depresi, serta melemahkan daya tahan tubuh. Selain itu, kita juga bisa saling bertukar informasi terkait cara pencegahan virus dan situasi terbaru di luar rumah.

Pemerintah dan WHO berharap, penggantian istilah ini dapat memudahkan masyarakat untuk memahami bahwa upaya yang perlu dilakukan untuk mencegah penyebaran virus Corona adalah menjaga jarak aman secara fisik, bukan memutus kontak secara sosial.

Physical distancing pada intinya cukup efektif untuk mencegah penyebaran virus Corona. Namun, hal ini tentu perlu disertai dengan upaya pencegahan lainnya, seperti rajin mencuci tangan, menggunakan masker, membersihkan rumah dengan baik, olahraga yang teratur dan memperkuat daya tahan tubuh.

Jika Anda pernah berada di daerah endemis COVID-19 dalam 14 hari terakhir dan mengalami gejala-gejala berupa demam, batuk, dan sesak napas, segera lakukan isolasi mandiri dan hubungi hotline COVID-19 di 119 Ext. 9 untuk mendapatkan pengarahan lebih lanjut. Bila ragu, Anda bisa mencari informasi dari artikel yang terpercaya, Jangan langsung pergi ke rumah sakit karena risiko penularan virus Corona di rumah sakit cukup tinggi. Bila memang memerlukan pemeriksaan langsung dari dokter, buatlah janji konsultasi dengan dokter di puskesmas, klinik atau rumah sakit.

Banyak negara yang telah berhasil menurunkan angka kasus baru hanya dengan disiplin menerapkan program ini, untuk itu marilah kita sama-sama berjuang dalam melawan covid-19 ini dengan melakukan physical distancing yang disertai dengan PHBS.

#cegahcovid #bersinar #stayathome

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel