
Gorutkab.bnn.go.id Atinggola – Tradisi Mandi Safar bagi Sebagian masyarakat Indonesia telah ada sejak dahulu, dan diyakini sebagai ritual penolak bala.
Ritual yang selalu dinanti oleh masyarakat Indonesia, tanpa terkecuali di Gorontalo Utara khususnya di Kecamatan Atinggola, yang pada tahun ini digelar dengan sangat meriah, dengan harapan dapat menjadi daya tarik bagi para pengunjung yang ikut mandi bersama di sungai Andagile yang berada di Desa Buata Kecamatan Atinggola. Rabu.
Acara ini kembali dilaksanakan oleh masyarakat sekitar yang berada di Desa Buata, dan dibuka langsung oleh Sekretaris Daerah (sekda) Kabupaten Gorut, Suleman Lakoro serta turut dihadiri oleh Kepala BNN Kabupaten Gorontalo Utara, perwakilan dari unsur TNI-POLRI, para pimpinan OPD, Camat Atinggola, serta berbagai kalangan masyarakat.
Sekda Gorut Suleman Lakoro dalam sambutannya menyampaikan, ritual mandi safar yang dilaksanakan tidak saja mengandung makna secara jasmani, tetapi juga secara rohani.
“Ritual mandi safar yang kita laksanakan hari ini, tidak saja mengandung makna secara jasmani, tetapi juga secara rohani. Karena tadi sebelum kita berdoa, kita mandi dulu untuk membersihkan jasmani ini, yang mungkin sudah penuh dengan dosa dan kesalahan-kesalahan,” ungkapnya.
Tradisi mandi safar bagi masyarakat setempat dilakukan untuk menolak bala ataupun bencana, dengan melaksanakan doa bersama para tokoh agama, pemangku adat dan juga pejabat pemerintah.
Sekda Suleman Lakoro atas nama pemerintah daerah menyampaikan ucapan terima kasih kepada masyarakat Desa Buata dan Desa Posono yang telah bergotong royong dalam hal pelaksanaan ritual mandi safar
Humas BNN Kabupaten Gorontalo Utara

Ritual Budaya Mandi Safar di Desa Buata Kecamatan Atinggola

Ritual Budaya Mandi Safar di Desa Buata Kecamatan Atinggola