Skip to main content
Artikel

Vietnam, Negara Dengan Nihil Kematian Covid19

Dibaca: 41 Oleh 28 Apr 2020Desember 12th, 2020Tidak ada komentar
Vietnam, Negara Dengan Nihil Kematian Covid19
#BNN #StopNarkoba #CegahNarkoba

gorutkab.bnn.go.id – Vietnam baru saja mengakhiri fase pembatasan sosial, dengan laporan nol kematian semenjak menyatakan perang terhadap covid19 saat pandemi global ini.

Seperti kita ketahui bahwa Vietnam adalah salah satu negara yang berbatasan langsung dengan China. Letak geografis yang dekat ini secara logika bakal bikin Vietnam kelabakan, karena lebih mungkin menerima serangan pandemi corona secara masif.

Dengan kondisi negara yang belum dikategorikan negara maju, pendanaan yang pas-pasan, dan fasilitas kesehatan yang nggak sempurna, Vietnam sangat mungkin tumbang karena virus kurang ajar ini. Tapi kabar yang kita terima justru berbanding terbalik. Bahkan hingga kini tidak ada satu pun warga Vietnam yang tewas akibat covid.

Bahkan Hanoi telah mengakhiri masa pembatasan sosial, beberapa fasilitas publik dan sekolah kembali dibuka. Mereka seakan merdeka di tengah pandemi yang masih bergejolak di negara lain, termasuk negara kita Indonesia. Wajar kalau kita bahkan negara lain iri setengah mati dan heran sampai mengerutkan dahi perkara Vietnam, negara berkembang yang begitu saja memenangkan perang lawan pandemi.

Bahkan banyak yang ragu akan berita-berita perihal Vietnam bebas pandemi corona ini beneran atau sekadar hoaks seperti berta berantai lainnya. Nyatanya, si virus corona telah kalah dari orang Vietnam. Kok bisa? apa sih rahasianya?

Sejak awal, Perdana Menteri Nguyen Xuan Phuc melakukan pidato saat pertemuan Partai Komunis yang berkuasa di Vietnam, bahwa melawan virus corona (yang saat itu masih epidemi) adalah perang melawan musuh. Nggak main-main, Vietnam menganggap virus corona sebagai musuh yang bisa merusak tatanan negara. Nyatanya ini bukan hanya sekadar analogi, dan sikap seperti ini benar-benar berpengaruh pada kebijakan yang mereka ambil setelahnya.

Soal perang, Perdana Menteri ini nggak bercanda. Mereka banyak memberikan iklan dan pesan-pesan bernada heroik yang akan mengingatkan masyarakat pada perang Vietnam 1975. Langkah ini sudah dilakukan sejak Januari lalu dan secara tidak langsung menanamkan pola pikir atau mindset pada masyarakat bahwa mereka berada dalam kondisi yang sangat serius.

Selain menghidupkan ‘suasana perang’ Vietnam tegas menutup semua penerbangan ke China

Sebenarnya mereka juga melakukan penelusuran kontak layaknya Kementrian Kesehatan di Indonesia yang menyelidiki cluster-cluster dari pasien positif. Bedanya, Vietnam melakukannya sembari mengarantina penduduk agar pandemi tidak menyebar. Sebagai contoh, saat terkonfirmasi 10 pasien positif COVID-19, pemerintah memutuskan karantina terhadap lebih dari 10.000 penduduk.

Kalau boleh beropini, sebenarnya karantina yang dilakukan oleh Vietnam terbilang cukup ‘kejam’. Apalagi kalau dibandingkan dengan karantina wilayah disini (Indonesia), yang jelas nggak ada apa-apanya. Karantina wilayah di sana benar-benar karantina, masyarakat nggak bisa ke mana-mana. Pasar sepi, kafe tutup, dan ekonomi langsung lemah lunglai.

Tidak akan ada masyarakat yang bermobilisasi, tidak akan bebas keluar masuk wilayah perkotaan karena perbatasan dijaga ketat oleh milisi lokal. Bagi negara dengan masyarakat yang haus kebebasan, dan suka nongkrong, kebijakan ini mungkin akan sulit diterapkan. Mengingat, imbauan pembatasan sosial di Indonesia saja baru dimulai saat kasus terinfeksi COVID-19 mencapai ratusan. Itu pun nggak benar-benar diindahkan hingga korbannya ribuan.

Kunci Vietnam menang lawan pandemi adalah karena pemerintahnya yang terorganisir dan rakyatnya yang patuh. Jika keduanya harmonis, bukan mustahil Indonesia juga bisa ikut-ikutan sukses.

Namun disini semua jadi rumit ketika kita menengok bagaimana permasalahan pandemi dalam negeri dipenuhi dengan gimmick dan hiasan politik. kebijakan yang cenderung masih lunak, instruksi pemerintah yang nggak kompak, sebaran informasi yang nggak sampai ke masyarakat kecil dan minim akses, masalah ekonomi, sampai ke masyarakat yang ngeyelan atau susah diatur, sudah cukup jadi segudang alasan kenapa jumlah korban meninggal di Indonesia bisa puluhan setiap harinya.

Untuk itu marilah kita sama-sama berjuang dan kompak dalam melawan pandemi ini.

#jagajarak #pakaimasker #dirumahsaja

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel